NIDDM (DM tipe 2) pd dws yg kadar glukosa darahnya tdk dpt dikendalikan scr adekuat dg pengaturan diet, olahraga, & penurunan berat badan saja.
Dosis harian: ½-2 tab/hr, misalnya dari 30-120 mg per oral sebagai dosis tunggal pd saat sarapan. Dosis anjuran: Awal 30 mg/hr, dptdigunakan sebagai dosis pemeliharaan jika kadar glukosa darah terkontrol secara efektif. Dpt ditingkatkan mjd 60, 90, atau 120 mg/hr scr bertahap jika kadar glukosa darah tdk terkontrol scr adekuat. Interval antara setiap peningkatan dosis hrs minimal 1 jam. Maks: 120 mg/hr. Pasien dg risiko hipoglikemia Dosis awal harian: 30 mg.
Sebaiknya diberikan bersama makanan.
Hipersensitivitas thd gliklazid, sulfonilurea lainnya, sulfonamid. Diabetes tipe I; pre koma & koma diabetikum, ketoasidosis diabetikum. Pengobatan dg mikonazol. Insulfisiensi dginjal atau hati berat. Laktasi.
HIpoglikemia yg dpt tjd akibat diet rendah kalori, latihan jasmani yg terlalu lama atau terlalu berat, asupan alkohol, penggunaan bersama dg obat hipoglikemik lain, atau adanya faktor-faktor risiko (misalnya pasien menolak atau tdk kooperatif, malnutrisi, jadwal makan yg tdk teratur, melewatkan waktu makan, puasa atau melakukan perubahan pola maka, latihan fisik & asupan karbohidrat yg tdk seimbang, insufisiensi ginjal & hati berat, overdosis, penyakit tiroid, hipopituitarisme, & insufusiensi adrenal). Beritahu pasien mengenai pentingnya mengikuti anjuran diet, berolahraga secara teratur & menjalani pemeriksaan kadar glukosa darah secara berkala. Demam, trauma, infeksi atau tindakan pembedahan dpt memengaruhi kontrol glukosa darha. Pengukuran kadar Hb dlikat (atau kadar glukosa darah puasa) direkomendasikan; pemantauan mandiri kadar glukosa darah mungkin bermanfaat. Pasien dg defisiensi G6PD. Pasien porfiria. Tdk utk diberikan pd pasien dg ggn herediter intoleransi galaktosa yg jarang, defisiensi Lapp lactase atau malabsorpsi glukosa-galaktosa. Dpt mengganggu kemampuan mengemudi kendaraan & menjalankan mesin krn hipoglikemia. HIndari penggunaannya selamahamil. Keamanan & efikasi obat ini pd anak & remaja blm diketahui.
Hipoglikemia, ggn GI (misalnya nyeri perut, mual, muntah, dispepsia, diare, konstipasi). Ggn daya penglihatan sementara pd awal terapi. Sebagaimana golongan sulfonilurea lainnya: observasi adanya kasus eritrositopenia, agranulositosis, anemia hemolitik, pansitopenia, vaskulitis alergi, hiponatremia, peningkatan enzim hati, ggn fungsi hati (isalnya kolestasis, ikterus), & hepaittis yg pd bbrp kasus mengakibatkan kegagalan fungsi hati yg mengancam jiwa.
Dg mikonazol, fenilbutazon, alkohol, obat antidiabetes lain (misalnya insulin, acarbose, metformin, tiazolidinedion, dipeptidil peptidase-4 inhibitor, agonis reseptor GLP-1, penyekat β, flukonazol, ACE inhibitor (misalnya kaptopril, enalapril), antagonis reseptor H2, MaOI, sulfonamid, klaritromisin, & OAINS meningkatkan risiko hipoglikemia. Dg danazol, klorpromazin pd dosis tinggi, glukokortikoid, ritodrin, salbutamol, terbutalin, & St John's wort meningkatkan kadar glukosa darah. Dg fluorokuinolon berisiko menyebabkan disglikemia. Meningkatkan efek dari terapi antikoagulan (misalnya warfarin).
A10BB09 - gliclazide ; Belongs to the class of sulfonylureas. Used in the treatment of diabetes.
Gliclazide 60 MR Fahrenheit tab lepas lambat 60 mg
3 × 10's